22 Tahun Banten, Ekonomi Tumbuh dan Ancaman Krisis Global

Sumber Gambar :

Tepat pada Selasa 4 Oktober 2022 lalu, Provinsi Banten genap berusia 22 tahun. Dalam usia yang menjelang dewasa tersebut, Banten telah mengalami banyak perubahan.

Pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 ini, Pemprov Banten mengusung tema “Banten Tangguh Ekonomi Tumbuh”.

Tema ini selaras dengan kondisi Banten yang sedang menuju endemi Covid-19. Patut disyukuri pada HUT ke-22 ini, Banten sudah mengalami penurunan drastis kasus Covid-19.

Meskipun telah mengalami penurunan drastis, namun kewaspadaan tetap dilakukan karena Covid-19 belum sepenuhnya sirna.

Seiring dengan menurunnya kasus Covid-19, tentu pertumbuhan ekonomi mulai tumbuh. Kantor Perwakilan (KPW) Bank Indonesia (BI) Banten memperkirakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten tahun 2022 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021.

BI  Banten mengungkap, perekonomian Provinsi Banten melanjutkan pertumbuhan positif pada triwulan II​​ 2022 yaitu sebesar 5,70% (yoy) atau sebesar 0,95% (qtq). Sinyal perbaikan ekonomi terindikasi dari berbagai sektor utama penopang perekonomian Banten.

Dari sisi permintaan, keyakinan masyarakat akan kondisi perekonomian dan mobilitas yang semakin kuat menjadi key driven berlanjutnya pertumbuhan ekonomi di awal tahun 2022. Dibandingkan regional Jawa maupun Nasional, pertumbuhan ekonomi Banten triwulan II 2022 memang tercatat lebih tinggi. Adapun perekonomian di regional Jawa maupun nasional masing-masing tumbuh sebesar 5,66% (yoy) dan 5,44% (yoy).

Seiring dengan mulai pulihnya perekonomian Banten, kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Banten mengalami perbaikan, sebagaimana ditandai dengan penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka menjadi sebesar 8,53%.

Hal ini didorong oleh peningkatan jumlah angkatan kerja disertai dengan menurunnya jumlah pengangguran dibandingkan posisi sebelumnya.

Demikian pula dengan tingkat kemiskinan yang kembali melanjutkan tren penurunan menjadi 6,16% dari 6,50% pada periode sebelumnya. Namun penurunan angka kemiskinan masih belum dapat mengurangi tingkat ketimpangan di Banten yang tetap sebesar 0,363.

Pertumbuhan ekonomi Banten yang tumbuh positif tetap harus disyukuri. Berkenaan dengan kenaikan harga BBM,  maka Bantuan Tunai Langsung (BLT) kepada masyarakat terdampak sudah cepat disalurkan oleh Pemprov Banten.

Terlepas dari membaiknya perekonomian, persoalan Banten seperti ketimpangan pembangunan antara Banten utara dan selatan hingga kini masih belum tuntas. Termasuk juga dalam hal pelayanan pendidikan seperti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang masih karut marut dan juga persoalan reformasi birokrasi.

Diharapkan pada masa kepemimpinan Pj Gubernur Banten Al Muktabar berbagai persoalan yang belum tuntas sesuai dengan cita-cita pembentukan Provinsi Banten harus segera diselesaikan. Untuk itu, Pemprov Banten harus gencar merangkul berbagai kalangan untuk berpartisipasi aktif dalam mendorong percepatan pembangunan di Banten.

Apalagi, tantangan ke depan terutama tahun 2023 makin berat seiring dengan peringatan Pemerintah Pusat mengenai ancama krisis global.

Dalam menganatisipasi anca,an krisis global, maka berbagai upaya harus dilakukan. Misalnya memperkuat ketahanan pangan, sektor UMKM terus digenjot, dan mendorong lietrasi kepada masyarakat dalam hal pengelolaan keuangan dalam menghadapi krisis global.

Dalam menghadapi krisis global, maka sinergotas pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten/dan kota harus diperkuat. Program dalam rangka antisipasi krisis global harus seiraman dari pusat hingga deerah. Menghadapi krisis global tidak perlu panik, namun perlu mempersiapkan antisipasi secara tepat. Bangsa Indonesia memiliki modal untuk menghadapinya sehingga tidak terlalu berdampak besar. *** (Maksuni, Praktisi Pers)

 


Share this Post