Terima Audiensi Unpar, Pemprov Banten Ajak Peran Serta Perguruan Tinggi Dalam Pengembangan Daerah
Sumber Gambar :Penjabat (Pj) Sekda Banten M Tranggono menerima audiensi jajaran Pengurus Perguruan Tinggi (PT) Universitas Parahyangan, Bandung, Selasa (19/7/2022). Audiensi dilakukan di Ruang Transit Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Curug, Kota Serang.
Tampak hadir dalam audiensi tersebut Wakil Rektor III
Bidang Akademik Unpar Tri Basuki, jajaran dosen serta pejabat beberapa bidang
di Unpar. Sedangkan dari Pemprov Banten, turut hadir Kepala Bappeda Mahdani,
Kepala BKD Nana Supiana, Asda III EA Deni Hermawan dan Kepala BPSDM Untung
Saritomo.
Dalam pemaparannya Tranggono mengatakan, saat ini
Pemprov Banten tengah fokus dalam pengembangan berbagai sektor yang berpotensi
dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), seperti sektor pariwisata,
perekonomian, pembangunan, kesehatan, pertanian, peternakan serta pendidikan.
"APBD kita mencapai Rp12 triliun, yang sebagian
besar ditopang dari pajak kendaraan bermotor sebesar 64 persen, dengan jumlah
kendaraan yang ada mencapai 5 juta unit dimana 70 persennya kendaraan dari
wilayah Tangerang Raya," jelasnya.
Tranggono menambahkan, untuk menunjang seluruh program
dan visi misi Presiden Jokowi, di tengah keterbatasan APBD yang ada, dibutuhkan
sebuah terobosan yang dimungkinkan dapat membantu terlaksananya program itu.
Salah satu yang sedang kita upayakan adalah bagaimana
melibatkan badan usaha untuk bersama-sama melakukan pengembangan Provinsi
Banten dengan berbagai potensinya yang ada. Keterlibatan itu bisa dilakukan
dengan sistem Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
"Sistem KPBU ini bisa diterapkan dalam
pengembangan wilayah Banten selatan setelah tersambungnya dengan tol
Serang-Panimbang, terutama dalam sektor pengembangan pertanian dan peternakan
yang menjadi potensi wilayah sana," katanya.
Tranggono berkeinginan di wilayah Banten Selatan nanti
ada wilayah food estate dalam upaya menjaga ketahanan pangan daerah seperti
yang dilakukan Pemerintah Pusat di Kalimantan dan sekitarnya.
Wilayah-wilayah yang dijadikan sebagai food estate
ini, nantinya tersambung dengan tujuh exit tol yang ada. Sehingga dengan
begitu, produktivitasnya akan semakin maksimal karena ditunjang oleh
infrastruktur yang memadai.
"Dalam mewujudkan itu, tentu kita sangat
membutuhkan peran serta dunia akademis dalam proses kajian serta analisa
lainnya sejalan dengan rencana yang akan dilakukan," ungkapnya.
Selain itu, di wilayah Tangerang Raya juga ada potensi
Bandara Soekarno-Hatta yang bisa dimaksimalkan sebagai salah satu sektor
pendapatan daerah dan di wilayah ujung baratnya ada Pelabuhan Merak.
"Berdasarkan siteplan yang ada, di wilayah
Pelabuhan Merak itu banyak sektor-sektor wilayah yang akan dikembangkan,
seperti sektor perindustrian dan pariwisata. Nah, ini peluang bagi kita untuk
bisa memaksimalkan potensi PAD," jelasnya.
Kemudian juga ada Waduk Karian dan Sindang Heula,
dimana pengelolaan SPAM-nya nanti akan kita maksimalkan untuk kemandirian
pangan, menunjang ketahanan pangan serta pengelolaan air bersih dan baku untuk
kesejahteraan masyarakat Banten.
Diakui Tranggono, saat ini Pemprov Banten sudah
mempunyai tiga badan usaha milik daerah, pertama Banten Global Development
(BGD), Agrobisnis Banten Mandiri (ABM) serta Jamkrida.
"Ketiga badan usaha itu bisa menjadi lokomotif
pengelolaan pendapatan dari sektor usahanya masing-masing," katanya.
Tindaklanjut dari pertemuan ini, direncanakan dalam waktu dekat akan dilakukan MOU dan PKS antara Pemerintah Provinsi Banten dengan UNPAR.