NTP Banten Tertinggi se-Pulau Jawa
Sumber Gambar :Nilai Tukar Petani
(NTP) yang merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat
kesejahteraan petani di Provinsi Banten pada Bulan Februari 2021 tercatat
sebesar 100.92, dan merupakan tertinggi se-Pulau Jawa.
Menurut Ketua BPS
Banten Adhi Wiriana, meski Nilai Tukar
Petani di Provinsi Banten masih di bawah NTP Nasional namun masih tertinggi
jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa.
"Walaupun Nilai
Tukar Petani Banten menurun, namun dibandingkan provinsi-provinsi di Jawa
secara keseluruhan nilai tersebut masih
relatif baik," kata Adhi.
Berdasarkan rilis
resmi BPS, Pada Februari 2021 Nilai Tukar Petani untuk provinsi Banten sebesar
100,92, disusul oleh Jawa Timur 100,38, Jawa Tengah 100,37, dan Jakarta 100,07.
Sementara dua provinsi lainnya yakni Jawa Barat dan Yogyakarta memiliki NTP di
bawah seratus (100), dimana masing-masing yakni 99,85 dan 98,25.
NTP Provinsi Banten
yang tertinggi sepulau Jawa tersebut terkontribusi oleh beberapa subsektor yang
mengalami kenaikan seperti Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,82 persen,
Perikanan yang naik sebesar 1,39 persen dan Tanaman Hortikultura sebesar 0,94
persen. Sedangkan penurunan terjadi pada Tanaman Pangan sebesar 0,77 persen dan
Peternakan sebesar 0,22 persen.
Pada subsektor
Perkebunan Rakyat untuk Bulan Februari 2021 meningkat sebesar 113,64. Terjadi
peningkatan indeks dari bulansebelumnya sebesar 1,82 persen. Hal ini disebabkan
karena terjadi naiknya indeks harga pada Kakao/Coklat Biji sebesar 5,17 persen,
cengkeh sebesar 4,55 persen, Aren/Enau sebesar 3,93 persen, Kelapa Sawit 3,40
persen, Lada/Merica 3,09 persen, Kelapa 1,95 persen dan karet sebesar 1,10
persen.
Sementara itu, Nilai
Tukar Petani pada subsektor Hortikultura pada bulan Februari 2021 mengalami
peningkatan sebesar 0,94 persen dari 102,37 menjadi 103,33. Peningkatan cukup
tajam terjadi pada harga semangka sebesar 6,63 persen dan pisang 2,86 persen.
Kemudian, harga kencur sebesar 6,12 persen, sereh 0,99 persen dan jahe sebesar
0,16 persen. Sementara, beberapa komoditas mengalami penurunan seperti ketimun
sebesar 22,34 persen, tomat 4,15 persen, melinjo 3,22 persen, kacang panjang
3,18 persen, cabai rawit 0,81 persen dan pare/paria sebesar 0,75 persen.
Peningkatan yang
terjadi Subsektor Tanaman Pangan/Padi dan Palawija Pada bulan Februari 2021
terjadi beberapa komoditas seperti pada harga kacang tanah sebesar 3,55 persen,
Jagung sebesar 1,12 persen dan Kacang Kedelai 1 persen. Sementara penurunan
terjadi pada harga gabah sebesar 0,57 persen dan Ketela Rambat turun 0,62
persen.
Untuk Subsektor
Peternakan, mengalami penurunan indeks sebesar 0,22 persen. Penurunan terjadi
pada kelompok Ternak Kecil seperti terjadi pada Biri-biri/Domba 2,26 persen dan
Kambing 0,37 persen, sedangkan pada kelompok Ternak Besar penurunan terjadi
pada harga Kerbau sebesar 0,04 persen.
Sedangkan untuk bebebrapa komoditas mengalami peningkatan seperti pada harga Telur Ayam Ras sebesar 1,81 persen, Itik Manila 1,63 persen, harga Itik/Bebek 0,76 persen dan Ayam Ras Pedaging 0,49 persen.
Untuk NTP pada
subsektor Perikanan ada bulan Februari 2021 mengalami peningkatan indeks
sebesar 1,39 persen dari 98,65 menjadi 100,02.